Header Ads

Gubuk Tua, Orang Gila dan Sampah




Januari yang sunyi, disuatu kampung kumuh. Nampak gubuk reot dipinggir jalan setapak, mata yang menatap tak mampu untuk menopang lemahnya tiang dan atap memencar karena tiupan angin.Gubuk yang tak berpenghuni,  tua tak terawat`. Seperti angin yang tak mengenal tempat tinggal, seseorang datang menghuni gubuk tua itu. Ia bertingkah aneh,jika diperhatikan sepertinya ia ditemani oleh orang lain ia selalu bercerita meskipun ia hanya sendiri. Bahasanya pergi terbang bersama angin.

Seperti orang gila yang tak biasa, ia menyenangi mengumpulkan barang barang bekas yang tak berguna. Lama kelamaan gubuk reot itu penuh dengan sampah kotor yang tak berguna. Warga di kampung itu sebenarnya ingin menyarankan kepada orang tersebut agar tidak menaruh sampah digubuk itu, mereka khawtir penyakit akan muncul, selain itu gubuk akan semakin rusak.

Suatu hari dari kejauhan nampak gubuk itu telah terbakar. Api melahap kekeringan yang tertumpuk. patahan patahan kayu memisah karena panas berbunyi. Asap mngirimkan kabar, sejak api telah menemukan tempatnya yang paling pantas.

Orang - orang lalu berdatangan untuk memadamkan api, namun api telah melahap gubuk tersebut sampai tak ada apa yang tersisa. Ditengah keramaaiaan itu, ada yang berkata " Orang gila itu pasti telah meninggal, ia adalah orang bodoh yang tinggal dengan bekas bekas sampah kotor dan mudah terbakar. Tapi, sykurlah penyakit yang kita khawatirkan tidak akan menimpa kita " Kasihan benar orang itu.

Aneh, dari kejauhan seseorang datang dengan nyanyian biasa, sebagai orang gila ia tak meratapi apa apa, yang pasti ia masih hidup. Lihatlah siapa yang datang ucap seorang warga. Tangannya menggengam bundalan kain sarung berisi sampah sampah. ternyata dia adalah orang gila yang tinggal disini. syukurlah dia selamat ucap warga.

Spontan saja, seorang pemuda diantara kerumunan berbicara "Untung kamu selamat, orang gila sepertimu takkan meratapi apa apa". Angin seperti berhenti bergerak, daun menjatuhkan diri. Tatapan pria itu tajam, penghuni gubuk itu lalu berbicara, "kalian begitu khawatir denganku, Aku adalah orang gila bagi kalian. Dengarlah, aku datang membawa sampah sampah itu yang aku temukan disetiap jalan ku, agar aku membakarnya disini, sumber penyakit akan hilang bersama dengan api yang menyala. aku takkan khwatir sebagaimana kalian sebab aku tak memilki apa apa".

Seseorang lagi menimpali, kami sebenarnya mencarimu agar engkau tak menumpuk sampah digubuk tua ini agar tak terbakar seperti kejadian ini.

Orang tua yang dianggap gila itu, lalu menjawab " Sudah berapa lama gubuk itu menua mengapa kalian tidak memperbaikinya" agar kalian tak khawatir jika orang sepeti ku yang tinggal disitu" Suasana menghening, seperti hanya dia yang gila yang ada.  Jiwa kalian dalam bencana, kalian tidak tau mana tempat tinggal yang sebenarnya, pula tak tau penyakit apa yang paling berbahaya. Kalian khawatir tempat gubuk yang telah reot ini terbakar dan aku meninggal didalamnya. Kalian khawatir akan ditimpa penyakit dari sampah sampah ini. sementara rumah jiwa tempat tinggal kalian telah menua dan sampah sampah sumber penyakit jiwa tidak pernah kalian bakar"

Siapakah yang paling boleh dikhawatirkan " Aku seorang yang gila", ataukah "kalian yang mengaku waras"

Ia lalu pergi dengan berlari kecil, lalu bersyair “ Duhai para pembaca laila dan Majnun’

Januari kini tanpa para arif,  marilah kusampaikan padamu. Aku telah menemui pembaca buku itu lalu aku berkata padanya”

“ Apakah kalian memerhatikan isi buku itu. Sebenarnya, Jauh sebelum laila dikisahkan meninggal ia telah hidup abadi, Pula, jauh sebelum Majnun meratapi laila, Majnun telah meninggal . Lalu mengapa Laila yang hidup abadi diratapi oleh majnun yang telah meninggal” Perbaikilah rumahmu, singkirkan sampah sampah didalamnya jika kalian ingin mengerti.

Seseorang anak muda menerobos kerumunan berlari mengejarnya lalu bertanya, Siapakah engkau.

Lelaki tua itu lalu berbalik, lalu berkata :

“Berhentilah bertanya siapa aku yang kalian anggap gila ini, lebih mulia engkau anak muda bertanya pada dirimu sendiri , siapakah dirimu. Jangan pula bertanya kepada ku aku darimana, tetapi bertanyalah pada dirimu sendiri, darimana dirimu berasal, juga jangan tanya aku yang kalian anggap gila ini mau pergi kemana, bertanyalah kepada dirimu kemana kamu pergi sekarang.

Berbahagialah engkau anak muda yang rajin bertanya, engkau menerobos kerumunan yang tua disana itu. ingat Kesadaran adalah makhluk asing yang istimewa, ia tumbuh tidak sembarang tempat. Kecuali, ditempat bernama cinta, ia tumbuh lalu dibuktikan dengan rindu, tugasmu adalah membangunkan dirimu.

No comments

Powered by Blogger.