Layakkah aku tersenyum.
Suatu anomali waktu
,kehidupan adalah jejak cerita yang diciptakan, sementara kematian adalah
raibnya cerita cerita yang hendak dilakukan. kesedihan dan kebahagiaan adalah
putusan jiwa manusia terhadap pemahaman keadaan dirinya.
Adalah fluktuasi kehidupan yang muncul karena keletihan pada diri seorang laki laki tua ,Nampak ia duduk tampa alas kecuali bumi yang panas, kakinya diluruskan seakan melepas beban yang mendera dipundaknya, helaan nafasnya tak teratur Lelaki tua itu memandang dalam batas batas imajinasi,
Duduk bersandar pada keletihan yang tak terduga. Iktisar pandangannya yang penuh sirat keadaan yang terabaikan. Bahasa yang tertangkap oleh setiap jiwa penyaksinya, ia mungkin berkata : tak ada jeda untuk bahagia, tak ada jeda tuk membasuh wajah, Nafas dihela dalam jiwa yang sesak, sesaat ia hendak tersenyum, namun urung ia lakukan.
Ia menganggap orang kan mempertanyakan kepantasannya untuk tersenyum, ia urung tersenyum dalam kepedihannya.
Jika ia tersenyum ia menduga : "apakah aku hendak mengabarkan bahwa diriku dalam keadaan bahagia sementara keadaanku dalam kepedihan apakah ini hanya akan merugikan diriku.
"Andaikan juga aku tersenyum dalam kehidupan ini, mungkin banyak orang kan mencaci aku tentang senyum dalam hidupku yang tak pantas ini",
Adalah fluktuasi kehidupan yang muncul karena keletihan pada diri seorang laki laki tua ,Nampak ia duduk tampa alas kecuali bumi yang panas, kakinya diluruskan seakan melepas beban yang mendera dipundaknya, helaan nafasnya tak teratur Lelaki tua itu memandang dalam batas batas imajinasi,
Duduk bersandar pada keletihan yang tak terduga. Iktisar pandangannya yang penuh sirat keadaan yang terabaikan. Bahasa yang tertangkap oleh setiap jiwa penyaksinya, ia mungkin berkata : tak ada jeda untuk bahagia, tak ada jeda tuk membasuh wajah, Nafas dihela dalam jiwa yang sesak, sesaat ia hendak tersenyum, namun urung ia lakukan.
Ia menganggap orang kan mempertanyakan kepantasannya untuk tersenyum, ia urung tersenyum dalam kepedihannya.
Jika ia tersenyum ia menduga : "apakah aku hendak mengabarkan bahwa diriku dalam keadaan bahagia sementara keadaanku dalam kepedihan apakah ini hanya akan merugikan diriku.
"Andaikan juga aku tersenyum dalam kehidupan ini, mungkin banyak orang kan mencaci aku tentang senyum dalam hidupku yang tak pantas ini",
Jika aku
tersenyum maka aku akan membuat yang lain mencibir serta mencaci aku"
"dan jika demikian halnya maka aku pun telah terlibat dalam menciptakan penilaiaan itu"
Sedangkan bukankah mencibir itu adalah dosa, bukankah hidupku begini adanya tak lebih, tak ada yang pantas untuk melahirkan senyum dengan keadaanku ini.
Mungkin suatu saat nanti aku kan sampai pada suatu waktu dimana karena Tuhan aku benar benar bisa tersentum dalam keadaan yang benar layak untuk tersenyum.
(goresan usang )
"dan jika demikian halnya maka aku pun telah terlibat dalam menciptakan penilaiaan itu"
Sedangkan bukankah mencibir itu adalah dosa, bukankah hidupku begini adanya tak lebih, tak ada yang pantas untuk melahirkan senyum dengan keadaanku ini.
Mungkin suatu saat nanti aku kan sampai pada suatu waktu dimana karena Tuhan aku benar benar bisa tersentum dalam keadaan yang benar layak untuk tersenyum.
(goresan usang )
No comments