Header Ads

Jejak Kepergian berama embun pagi


http://ceritamu.com/uploads/posts/HBC/files/86a9fcd3-ede4-43ab-9137-1fcacccab4ee.jpgTetes embun menelusuri dedaunan jatuh menyentuh bumi, mencipta suasana anggun dikala pagi buta, saat hampir manusia masih mengasikkan sisi lahirihiyahnya, embun bening jatuh berselancar dengan kabut pagi yang menuruni lembah. Sementara kidung cinta tak bernada mengiyang dalam jiwa merayu ke- Aku-an dalam sejuknya pagi buta berkabut tipis, menundukkan mata sayup dalam pencariannya.

Sepasang mata yang berbinar sendu menatap jauh, aneh isyarat tatapannya enggan menyusuri apa yang ia saksikan, namun dari jejak isyaratnya ia menatap jauh kedalam dirinya, menelusuri kehidupan terdahulu. Mungkin mencari keagungan - keagungan diri yang ditelantarkan, yang berserak didasar hati yang gelap. Sosok itu berdiri, matanya berubah, butir butir air menyusuri lekuk dibawah matanya menggenang seperti air yang hendak terjatuh namun tertahan seakan hendak jatuh bersama embun yang menetes. Keadaan yang mengunggulkan rasa, menepi di jiwanya menghidmati jejak yang telah ia lalui, ia begitu merasa lemah kekuatan tubuhnya seakan hilang tinggal bumi yang menopangnya.jiwanya merasa kehilangan sandaran karena ulah laku hidupnya. Ia benar benar jatuh dalam rasa yang sesak lalu jatuh duduk dalam perenungan yang sempurna. Saat Kabut tipis dipagi buta itu beranjak meninggalkan keadaan yang sejuk, udara pagi berhembus menghampiri dirinya yang terkulai lemah, lemah dihadapan sang Tuannya . Sebentar saja waktu itu tetapi begitu menenangkan sang pemilik mata yang menjejaki alam dirinya. Daun pun jatuh bersama bulir bulir air dimata itu, daun menghidmat bumi , air mata jatuh menghidmati diri,sementara langit mengabarkan kemurungan, hujan jatuh dalam keadaan yang benar benar khidmat. Keadaan berubah hening menjadi ramai. Pemandangan yang tampak berbeda dari sebelumnya, nampak ia berbaring dalam balutan kesederhanaan, wajahnya nampak tenang meski ia kini hanya diam tampa gerak. Berbaring dalam keadaan yang tak biasa. Sebelum keadaannya itu ia mungkin terseyum entah karena alasan apa, senyumnya masih tersisa nampak dari rona wajahnya mungkin seakan menandakan ketiadaan yang telah diakiri dengan indah secarik kertas dalam genggamannya. Senyum yang sulit ditafsirkan, tiada bisa diungkapkan dengan suatu kalimat apapun kecuali bahwa senyumnya itu benar benar memilki arti yang indah namun tidak akan mampu diurai akal kecuali ia diurai dalam bahasa perasaan karena ia telah menemukan dirinya dalam perenungannya. Ia telah pergi jauh bersamaan dengan embun pagi yang mengakhiri dirinya pada ujung dedaunan, meninggalkan Ke Aku annya, meninggalkan alam yang membentuk kebeadaan yang sesungguhnya di alam yang lain. Bahasanya kini adalah diam dan petunjuknya kebahagiaannya adalah raut muka yang seakan mengajak manusia menerjemah dalam satu kata indah yaitu kerelaan kepergian karena keridahaan yang telah hadir dalam jiwanya . Pergi dari suatu tempat sederhana, menuju suatu alam indah yang tidak dijanjikan oleh siapapun selain dijanjikan oleh ulah lakunya sendiri..

No comments

Powered by Blogger.