Ada Apa dengan Assyuro
Bagaimana tidak sosok pemuda penghulu surga gugur dalam peristiwa karbala.
Saat beliau berangkat ke karbala beliau mengatakan :
“Aku bangkit semata- mata untuk memperbaiki ummat kakekku”.
“Aku ingin memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkran”
betapa kini sedih bergejolak dalam dada kita hari ini,
“Aku bangkit semata- mata untuk memperbaiki ummat kakekku”.
“Aku ingin memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkran”
betapa kini sedih bergejolak dalam dada kita hari ini,
Bagaimana tidak kisah itu telah gugur dalam ingatan ummat kakenya.
hanya beberapa orang yang masih menghidupkan sejarah itu.
kullu yaumin assyuro kullu ardin karbala.
hanya beberapa orang yang masih menghidupkan sejarah itu.
kullu yaumin assyuro kullu ardin karbala.
Assyuro kata inilah yang sering kita dengar ketika kita memasuki bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Dalam kenyataannya assyuro adalah hari yang begitu disakralkan, dalam islam ada yang berpuasa pada hari itu serta ada juga yang melakukan ritual ritual lain. Assyuro waktu tepatnya adalah sepuluh muharram, Di Indonesia semisalnya yang masih kental tradisi seperti itu semisalnya kita akan jumpai pada tradsi orang bugis yang melakukan tolak bala serta daerah yang masih kental tradisi kerajaan kerajaannya banyak melakukan kegiatan kegiatan ritual. Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada sepuluh Assyoro itu, sebagai orang islam maka wajib bagi kita untuk mengetahuai sebenarnya apa yang terjadi pada hari assyuro tersebut sehingga begitu sangat disakralkan, adakah kejadian sejarah yang terjadi pada waktu itu sebagaimana peristiwa Qurban yang telah kita lalui dimana disana ada pengorbanan Nabi Ibrahim AS serta kepatuhan Nabi Ismail AS dimana Ismail rela dikobrankan oleh ayahnya yaitu Ibrahim demi cinta kepada Allah SWT yang berujung pada apa yang kita kenal dengan ibadah haji sampai saat ini, apakah demikian juga dengan Assyuro.
Assyuro atau 10 Muharaam adalah jejak sejarah akan terbunuhnya Al- Husain cucu Nabi Muhammad SAW ditanah Karbala. Sebagaimana ketika kita berbicara pada ruang keteladan Nabi Muhammad SAW maka pengagungan kita tidak seharusnya berhenti pada kenyataan bahwa beliau adalah sosok paripurna yang bergelar Al Amin, sosok manusia agung yang jujur serta humanis karena ketika kita berhenti hanya pada kata - kata itu maka berhentilah kita dalam kepemahaman yang kosong. Kepemahaman yang kosong itu terjadi karena kita hanya terkesima pada sosok pribadinya saja dan tidak belajar akan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sama juga halnya ketika kita begitu gandrung mengagungkan ibadah haji maka kita mesti mengenal pengorbanan Nabi ibrahim AS serta ke-ikhlasan anaknya Ismail AS. Dengan demikian alangkah utamanya jika kita mempelajari Apa yang telah dialami oleh Nabi Muhammad SAW, Nabi ibrahim AS dalam sejarah hidupnya yang dengannya itu mengantarkan dirinya pada mahkluk paripurna sebagai ajaran untuk membentuk diri kita sebagai ummatnya menuju kualitas kenabian itu. Seiring dengan pendekatan yang dimasud diatas maka pun juga sangat penting untuk mengetahui atau mencari jejak jejak Al- Husain pada peristiwa Assyuro itu karena Al- Husain adalah penghulu pemuda surga. Maksudnya agar kita mencari pelajaran atas sejarah masa lalu sebagaimana Ayat AL- Quran “ sesungguhnya pada sejarah masa lalu itu teradapat tanda tanda bagi orang orang yang berakal”( Yusuf 111). Mungkin kah kita telah melupakan peristiwa yang menimpa penghulu pemuda surga tersebut.
Pertanyaan yang diajukan saat ini adalah mungkinkah kita telah melupakan peristiwa yang menimpa penghulu pemuda surga tersebut sengaja atau masihkah adakah jejak - jejak Al- Husain itu dalam pemikiran ummat kakeknya pertanyaan itu akan menjadi tamu akal kita pada setiap waktu atau setidaknya pada saat bulan Muharram tiba, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa beragam kultur kebiasaan masyarakat yang dilakukan pada malam 10 Assyro atau biasanya sudah dimulai dari tanggal satu sampai sepuluh ada yang menganggap malam keramat sehingga melakukan ritual atau juga ada yang melaksanakan puasa. Ini adalah pertanyaan akan kerinduan yang akan hadir pada setiap jiwa manusia yang ingin mengenal serta merengkuh hakikat perjuangan Al- Husain yang diundang oleh akal akal manusia yang sehat. Marilah kita mengenali Al –Husain, mudah untuk mengenal asal usul tentang dirinya namun untuk memahami tentangnya adalah hal yang sungguh tak mudah dikarenakan pada dirinya ada semesta keluasan ajaran khimah yang tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan sebagaimana Sang Ayahnya, Ibu serta ajaran Kakenya. Al Husain adalah cucu rasulullah Muhammad SAW anak dari Fatimah dan Ali Bin Abi Thalib, beliau adalah manusia mulia yang tidak perlu dipoles dengan kekuatan,keberanian, kecerdasan dan akhlak yang direkayasa oleh orang lain untuk dilekatkan kepadanya sebagaimana film film heroik ala barat yang memoles keberanian angkatan bersenjatanya yang begitu heroik, dikarenakan ia Al - Husain adalah manusia agung yang telah menggemari dirinya dengan hal – hal tersebut.
Al-Husain adalah sosok manusia yang telah mengemari dirinya dengan Takwa, menggemari dirinya dengan Ilmu menggemari dirinya dengan sifat wara yang pada akhir hidupnya berakhir dengan syahadah perjuangan agama kakeknya sebagai muara ke Takwaannya pada Allah swt dalam peristiwa malam assyuro. Peristiwa assyuro adalah sejarah yang menghentak kebatinan seluruh ummat manusia serta menjadi ajaran kemuliaan perjuangan yang tidak mengenal batas batas waktu sejarah, syahidnya melampui masanya, untuk masa kini dan masa akan datang. Al-Husain adalah manusia yang lahir dalam didikan tradisi kenabian, Rasulullah Muhammad SAW bersabda “Husain dariku dan Aku dari Husain’. Dalam artian maka kemanusiaan sang cucu menuju derajat kenabian sang kakek ‘Aku dari husain”. Dan kenabian sang kakek turun ketempat kemanusiaan sang cucu- Husain dariku”. Muhammad Husain thabathaba’i berkata “tanaman yang disiram oleh rasulullah sucilah dahan setelah kesucian batang”( Al Imam Al Husain Syaikh Abdullah A’alay).
Dalam sejarahnya peristiwa pada hari assyuro adalah capaiian termulia untuk meluruskan agama kakeknya dan dari peristiwa itu manusia sealam semesta telah terkesima akan perjuangan beliau, sehingga sampai saat ini banyak tokoh dunia yang telah mengauminya salah satu buku yang mengabadikan kekaguman terhadap peristiwa karbala adalah "10 Hari Yang Menggentarkan Dunia, Martir of Karbala", kekaguman itu dituangkan dalam tulisan tersebut seperti perkataan tokoh Soekarnoe, Mahatma Ghandi serta masih banyak tokoh - tokoh didunia yang telah menjadikannya sejarah karbala sebagai spirit perjuangan, adalah batin batin tokoh itu yang telah mengenal Al- Husain. Perjuangan Al- Husain adalah mengajak pada kebaikan serta mencegah kemungkran Imam Husain berangkat kekuffah untuk bersama masyarakat melawan kezaliman penguasa pada masanya, AL- Husain mengatakan “Aku bangkit semata- mata untuk memperbaiki ummat kakekku”. “Aku ingin memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran” kalimat yang menghidupkan pesan akan kemuliaan perbuatan serta sifatnya serta akan menghentak batin ummat islam jika merenunginya. Sebagaimana pertanyaan awal dalam tulisan ini tujuanya adalah agar kita mengahadirkan kembali jejak spirit Al-Hussain dalam kehidupan kita hari ini, atau setidaknya membuat kita kembali resah dengan keadaan kepengingatan kita lalu mempelajarinya, kita hendak mencari spirit sejarah yang telah dilipat lipat oleh sejarah yang telah menggugrkan sejarah itu dalam ingatan ummat manusia dengan harapan agar kita menemukan kembali tanda tanda sejarah itu lalu kembali membuka lipatan lipatan sejarah yang telah dilipat itu.
“Aku bangkit semata- mata untuk memperbaiki ummat kakekku”.kata kata inilah yang diucapkan dari mulut cucu Nabi Muhammad SAW, Beliau berjalan dalam medan magnet yang tak melepaskan dari dirinya akan ajaran ajaran kakenya. Medan magnet itu adalah ajaran kakenya yang telah diajarkan oleh Allah SWT yaitu amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana yang beliau sampaikan setelah perkataannya diatas ia mengatakan aku ingin memerintahkan kebaikan. Pada hari assyuro pagelaran pertarungan antara kebatilan dengan pemilik kebenaran terjadi. Antara yazid bin muawiayah pada sisi kebatilan dengan Al- Husain pada kebenaran, antara pasukan Yazid dengan keluarga Nabi Muhammad SAW. Tetapi pertarungan itu bukanlah peperangan militer tetapi yang terjadi adalah pembantaiaan terhadap keluarga Nabi serta terbunuhnya penghulu pemuda surga. Jika dilihat, karena Husain adalah simbol kebenaran maka yang memeranginya serta membunuhnya hendak memadamkan kebenaran tetapi terbunuhnya Al- Husain tidaklah membunuh penghidupan kebenaran ,malah peristiwa tersebut telah menghentak batin bagi setiap pengikut Islam Muhammad dengan demikian terbunhnya al –Husain memancarkan serta menghidupkan bara api bagi setiap pengikut Islam Muhammad untuk berjuang melawan kebatilan serta menghidupkan kebenaran bukan menggugurkan pohon kebenaran dimuka bumi.
Wallahu’alam.
No comments