Masih Kopi yang Sama, Dimalam yang Berbeda,,
Hidup itu adalah ketika kita membuat kopi dimalam hari
saat gelap bersahabat dengan hembusan angin dingin yang mendekap, membalut diri
kita, lalu kita beranjak perlahan, melangkah kan kaki yang menopang tubuh
yang bekumungkin lemah menuju dapur kehidupan meracik gula serta kopi,
menenggelamkannya kedalam air panas, kita merencanakan keadaan kita
ketika kita meminum kopi disatu meja yang sama. memperlakukan diri dengan
keadaan yang ada.
Malampun melarutkan dirinya dalam gelap dan kita masih
seperti biasa hendakmelarutkan keadaan dengan kopi hangat, Aku masih bersama
denganmu. kau tanya aku “kita berbeda dalammemahami tentang kenikmatan kopi ini
tetapi ada hal yang sama bahwa kita mau bersama menikmati kopinantinya
iya kan... katamu padaku’’!!! iya yang salah adalah ketika
engaku minum kopisementara aku tak minum kopi atau sebaliknya begitu kataku,
masalah kenikmatan itu adalah rasa kita yangtak mesti sama.,karena lidah kita
memang tak sama.. hahaha.
Nikmatnya kehidupan itu adalah ketika kopi telah
menghangatkan diri kita dari dingin yang menikam kata teman dingin itutidak
menikam yah tapi aku suka itu, itu yang aku pahami saat ini, lalu kita
meraciknya,menenggelamkan ribuan gula dan entah ribuan kopi, saat itu kita
begitu menghargai berapa sendok takaran kopi dan berapa sendok gula, engaku
berhenti tiba tiba, lalu apa gunanya kita bicarakan ini katamu padaku, entahlah
kataku,,kita ini mungkin menuju keadaan diri yang gila,,,
Engkau tertawa semringah lidahmu berhenti tiba tiba, lalu kaupun besabda dengan wajah yang tak biasa ; Mungkin kehidupan ini seperti bagaimana meramu takaran gula dan kopi seandainya karena kopidan gula tak bertemu dalam takaran yang saling melengkapi ia takkanmenghasilkan kenikamatan ,,, jawabku : hehe itu benar kawanku, tetapi mungkin kita ini sedikit berbeda sebagaimana engkau memaknai kopi dan keinginanmu padanya, kalau aku kehidupan ini ibarat bagiamana kita berbeda dalam memahami rasa, tergantung bagaimana lidahmu menyetujui rasa saja, berbeda rasa menuju kesempuranaan diantara beragam manuisa yang ada mungkin begitu bukankah begitu.....? jawabmu entahlah iya mungkin ada benarnya ada kawanku yang tak butuh gula jika meracik kopi,,, tetapi apakah masih dikatakan ia meracik untuk menikmati kopi,,,?
Kita melewati malam yang berbeda dengan kopi yang sama, mungkin kita hendak menyempurnakan malam , karena kesempurnaan kehidupan itu adalah ketika malam ini kita telah mengaduk kopi dan gula dalam denting sendok yang berbunyi tak teratur, mencairkan perbedaan dalam wujud yang tak dipisah dalam irama seduhan yang diputar,kemudian menjadi wujud yang mengasikkan untuk dinikmati.
kini malampun berjalan beberapa waktu, Kita telah melewati waktu yang tak biasa, bercerita makna kehidupan tentang beberapa hal yangtidak biasa, kita bernjak menuju meja dibawah pohon, Ketika kopi telahterhidangkan diatas meja yang sama dimana kita akan berkelakar cerita tentangcita cita kita dibawah pekatnya malam serta dingin yang menikam lalu kita saling memandang menghela nafas dalam - dalam untuk berbicara setelah tegukanpertama disitulah kita mulai melanjutkan keseriusan kita akan malam yang tak biasa. Masih kopi yang sama dimalam yang berbeda, kataku.
(Hajar Alfarisy, 25 Agustus 2013)
No comments